Google

Sunday 6 June 2010

HENING

Selasa, 25 Mei 2010
by Arvan Pradiansyah

Seorang pengusaha kaya ingin memilih siapakah diantara tiga anaknya yang mampu mewarisi perusahaannya. Untuk itu diapun menguji ketiganya dengan cara menyembunyikan jam antiknya yang terbuat dari emas di gudangnya yang sangat besar, gelap dan ditimbuni banyak jerami.

Anak pertama masuk dengan membawa pelita dan berusaha membongkar jerami-jerami itu dengan tangannya. Setelah seharian bekerja keras ia belum juga menemukan jam antik ayahnya. Ia kemudian keluar dengan sangat kecewa.

Anak kedua masuk dengan membawa pelita dan tongkat pengais, berusaha membongkar dan mengais-ngais jerami dalam gudang yang gelap dan sangat besar itu. Namun setelah seharian mencari ia tak juga berhasil menemukan jam emas antik itu.

Anak ketiga masuk ke dalam gudang itu tanpa pelita namun dalam beberapa jam kemudian ia keluar dengan membawa jam antik ayahnya. Ini tentu saja sangat mengherankan kakak-kakaknya yang kemudian bertanya kepadanya dimana letak rahasianya. Si bungsu mengatakan bahwa ia masuk ke gudang itu dan duduk diam, tenang dan hening beberapa saat sampai akhirnya ia dapat mendengarkan suara tak-tik-tak jam antik ayahnya dengan jelas dan pelan-pelan ia menelusuri sumber suara itu sampai akhirnya ia tiba pada jam antik emas milik sang ayah.

Pembaca yang budiman, ternyata pendekatan kesuksesan berbeda dengan pendekatan spiritualitas. Pendekatan kesuksesan mengajarkan kepada kita bahwa dalam menghadapi berbagai masalah kita harus berusaha sekeras mungkin. Kita harus mengerahkan segala daya dan upaya kita semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah. Namun pendekatan spiritual justru menggunakan metode yang berbeda. Dalam menghadapi masalah yang harus dikendalikan adalah diri kita, bukan masalahnya. Ternyata semakin kita mengendalikan diri kita, semakin kita duduk diam dan tenang maka semakin dekatlah kita kepada solusinya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Penjelasannya sesungguhnya sederhana saja. Berbagai persoalan dalam hidup sesungguhnya sering bersumber dari diri kita sendiri. Karena itu ketika kita mampu duduk tenang dan diam maka akan muncullah ketenangan dan kejernihan. Dan ketika ketenangan itu muncul kita akan menyadari bahwa masalah itu sesungguhnya bukanlah berada diluar melainkan berakar di dalam diri kita sendiri.

Lebih dari itu berbagai persoalan dalam hidup sesungguhnya dapat kita atasi kalau kita mau mendekati Tuhan. Ini tentu saja tidaklah mengherankan karena Tuhanlah yang menguasai setiap persoalan. Namun Tuhan tidak dapat dicapai dalam kesibukan dan kehirukpikukan. Tuhan hanya dapat dicapai dengan keheningan.

Banyak orang yang gagal memahami pentingnya keheningan dan karenanya gagal mencapai komunikasi yang intensif dengan Tuhan. Mereka beribadah, bersembahyang dan berdoa kepada Tuhan, tetapi mereka tidak pernah mendapatkan petunjuk apapun. Dalam beribadah mereka sibuk berkata-kata, sedemikian sibuknya sehingga mereka tak sempat mendengarkan jawaban dari Tuhan. Ini yang membuat ibadah tersebut seakan tak berbekas dalam keseharian mereka.

Banyak orang yang gagal memahami pentingnya keheningan dan karenanya mereka gagal mencapai komunikasi yang intensif dengan Tuhan. Mereka beribadah, bersembahyang dan berdoa kepada Tuhan, tetapi mereka tidak pernah mendapatkan petunjuk apapun. Ini nampak dari perilaku mereka yang semakin jauh dari Tuhan. Ibadah merekapun seakan tidak berbekas dalam keseharian mereka.

Kalau demikian sudah jelaslah bahwa ibadah yang mereka lakukan sesungguhnya telah gagal mencapai sasarannya. Mereka sesungguhnya tidak pernah berkomunikasi dengan Tuhan. Ketika beribadah mereka hanya sibuk dengan diri mereka sendiri. Mereka hanya berfokus pada apa yang mereka katakan dan lakukan. Mereka tidak pernah mendengar jawaban Tuhan karena mereka tidak pernah berada di dalam keheningan.

Tuhan hanya dapat dicapai dengan keheningan. Keheningan adalah prasyarat utama untuk bisa menyamakan gelombang kita dengan Tuhan. Dalam kondisi hening kita menjalin komunikasi intim dengan Tuhan. Ini berarti membiarkan Nya merasakan apa yang ada dalam hati Anda, dan Dia sebaliknya membiarkan Anda merasakan apa yang ada di dalam hati Nya. Kita bahkan tidak perlu menggunakan kata-kata kita untuk merasakan kesatuan kita dengan Tuhan.

Manusia sesungguhnya sangatlah merindukan keheningan. Keheningan itu membahagiakan. Ketika kita masih berada di rahim ibu kita kita merasakan bahagia karena kita hidup dalam keheningan yang sempurna. Kondisi ini akan kita rasakan kembali ketika suatu waktu nanti kita menghadap Tuhan di akhir hidup kita. Namun kehidupan kita di dunia yang penuh dengan kesibukan dan kebisingan ini sering menjauhkan kita dari kebahagiaan karena kita lupa kembali kepada kondisi awal kita yaitu keheningan.

Keheningan sering dijauhi oleh manusia modern yang berpendapat bahwa hening itu tidak produktif , bahwa cepat itu lebih baik, dan bahwa orang yang efektif adalah mereka yang mampu melakukan berbagai pekerjaan sekaligus. Padahal keheningan itu sangat produktif dan sangat dinamis. Keheninganlah yang akan membawa kita kepada kejernihan pikiran. Keheningan akan memperbaharui mental dan semangat kita dalam bekerja. Kuncinya adalah disini: dalam keheningan kita sedang menyerap energi Tuhan dan mendengarkan semua kata-kata Tuhan.

No comments: